Imam Syafi'i dan Nasihat Berliannya

Imam Syafi’i, seorang ulama mashur di dunia Islam khususnya di bidang ilmu Fikih. Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. Berdasarkan nasab keturunan, Imam Syafi’i bertemu tali dengan nasab baginda Muhammad, Rasulullah Saw.
Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H atau 767 M. Pun demikian, di kalangan ulama memiliki pandangan berbeda terkait tempat lahir sang imam, namun kebanyakan menyebutkan tempat lahir Imam Syafi’i di Gaza.
Ia lahir bertepatan dengan tahun imam Abu Hanifah meninggal dunia. Sebagian ahli sejarah ada yang mengatakan beliau lahir pada malam meninggalnya Abu Hanifah.
Imam Asy-Syafi’I berkunyah Abu Abdillah dan berlaqab nashirus sunnah (pembela sunnah). Kendati beliau mampu memperoleh ilmu dan kedudukan yang tinggi, beliau adalah seorang ulama yang hidup dengan asuhan sang ibu saja, sebab ayah beliau wafat saat imam masih belia.
Imam syafi’i tumbuh kembang di mekkah meski lahir di Gaza. Sebab, pada umur 2 tahun sang ibu membawa beliau untuk menetap di mekkah.
Imam Syafi'i meninggal dunia pada usia 54 tahun. Ia meninggal pada malam Jum'at setelah magrib dan dimakamkan pada Jum'at setelah ashar di mana hari terakhir bulan Rajab.
Rabi’ bin Sulaiman mengatakan, ketika kami pulang dari mengantar jenazahnya, kami menyaksikan hilal bulan Sya’ban 204 H, dalam usia 54 tahun.
Meski demikian, imam Syafi'i meninggalkan banyak ilmu yang bermanfaat dan diaplikasikan dalam Islam. Terlebih di Indonesia, dalam hal Fikih, Imam Syafi'i sebagai mazhab mayoritas diaplikasikan.
Disamping itu, Imam Syafi'i juga banyak memberikan nasihat-nasihat yang manis dan berilian. Apa yang disampaikan merupan perinsip dari kehidupan nyata bagi manusia yang mengamalkannya.
Berikut beberapa nasihat brilian Imam Syafi’I
1. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan" (Imam Syafi'i)
2. "Jangan cintai orang yang tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i)
3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i)
4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i)
5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i)
6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i)
7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i)
8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'i)
9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing" (Imam Syafi'i)
10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga), 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa; 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti" (Imam Syafi'i)
11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemelaratannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta" (Imam Syafi'i)
12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha" (Imam Syafi'i)
13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang" (Imam Syafi'i)
14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepada Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" (Imam Syafi'i).
Komentar