Mengabdi di Negeri Jiran

Waktu Baca 10 Menit

Mengabdi di Negeri Jiran
Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan kerjasama dengan pihak Universiti Islam Antara Bangsa Selangor (UIS) dalam rangka kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang berlokasi di Institut Tahfiz Al-Quran Lil Muttaqin. (Foto: Dok/ LP2M UIN Ar-raniry))

Malaysia merupakan sebuah negeri yang sangat kental dengan nuansa islami karena mayoritas penduduknya adalah penganut agama islam dari etnik melayu, tak jauh bedanya dengan Aceh yang memiliki regulasi khusus melalui qanun Aceh nomor 8 tentang pokok-pokok syariat islam bahkan banyak kitab-kitab yang dipelajari oleh pelajar di Aceh yang ditulis dengan bahasa Arab-Melayu. 

Tak dapat dipungkiri bahwa kedua daerah ini saling bekerja keras dalam mengembangkan nilai-nilai islam dalam kehidupan masyarakat. Khususnya melalui pertukaran adat dan budaya seperti beberapa makanan dan pakaian adat yang memiliki kesamaan. 

Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan kerjasama dengan pihak Universiti Islam Antara Bangsa Selangor (UIS) dalam rangka kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang berlokasi di Institut Tahfiz Al-Quran Lil Muttaqin.

Institut Tahfiz Al-Quran Lil Muttaqin merupakan sebuah lembaga keagamaan yang memiliki legalitas dari negara Malaysia, lembaga ini berfokus dalam bidang hafalan, Al-Quran, kod jawi, dan bakti sosial bagi setiap santrinya agar di masa depan para santri diharapkan dapan menjadi insan qur'ani dan juga mandiri dalam menjalani kehidupan sosial dengan masyarakat. Yayasan ini berlokasi di Kompleks Sumur Bakti, Jalan Sungai Lalang, Sungai Tekala, Semenyih, Malaysia. 

Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar- Raniry bekerja sama dengan pihak Institut Tahfiz Al-Quran Lil Muttaqin untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) berbasis Internasional dilokasi ma’had tahfiz tersebut. Kegiatan ini berlangsung sejak mulai 16-30 November 2022.

Kegitan ini turut diikuti oleh 9 orang perwakilan mahasiswa pilihan dari berbagai jurusan dan fakultas yaitu, Lima orang dari Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, tiga orang dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan satu orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP).

Nama-nama perserta KPM Internasional tersebut adalah Nurul Safwanah Syahirah Bintu Abdul Hamid, Nadia Shahirah Binti Samuri, Nadiatul Rizkiyah Binti Ar, Suhail bin Mohammad Ballia, Abdul Hakimi Bin Mohd Zawawi, Muhammad Alifuddin Bin Rosli, Ummur Rahmah, Fatimah Azzahra, dan Akmal Rahmansyah. 

Kegiatan ini merupakan sebuah momen terbaik bagi mahasiswa untuk mengkaji, mempelajari dan saling bertukar adat budaya dengan masyarakat di negeri Jiran, sebagaimana kata Kepala LP2M UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dr. Jasafat, MA.

“Selain pengabdian mahasiswa juga dapat melaksanakan beberapa kegiatan akademik Seperti pertukaran budaya dan penelitian awal guna memperoleh data untuk menulis skripsi, laporan dan artikel,” kata Jasafat.

Kemudian pimpinan sekaligus penanggung jawab Yayasan Peradaban Jawi Nusantara, Ustadz Shahril Muhammad berharap agar kahadiran mahasiswa dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi para santri dan pegajar yang ada di ma’had tersebut.

“Semoga kita semua juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda yang dipraktikan mahasiswa UIN Ar-Raniry sebagai pembelajaran yang dapat diamalkan secara berterusan disini nantinya,” kata Shahril.

Akmal Rahmansyah menyampaikan hasrat bangganya saat terpilih menjadi salah satu dari peserta KPM Internasional tersebut, ia pun memanfaatkan kesempatan emas itu dengan berbagi pengalaman dan budaya dengan para pelajar dan pengurus di yayasan tersebut.

“Saya sangat bangga karena dipercaya untuk menjadi salah satu perwakilan universitas dalam rangka melaksanakan kegiatan pengabdian dan ini merupakan kesempatan emas bagi saya untuk mempelajari adat dan budaya diluar Indonesia,” kata Akmal. 

Salah satu hal yang paling berkesan yang ia rasakan saat mengabdi di yayasaan Instaqlim ialah setiap santri yang belajar di yayasan tersebut tidak hanya di ajarkan hal yang bersifat keilmuan namun mereka juga dipupuk dan bina untuk bisa menjadi insan yang lebih mandiri dan handal dalam mengelola usaha mereka saat dewasa nanti.

Usaha yang mereka tekuni antara lain menanam dan merawat cabai hingga memanennya, memberi umpan dan merawat berbaga jenis ikan dan merawat ternak seperti lembu dan berbagai kegiatan lain yang menunjang kedewasaan mereka dalam melakukan bisnis dan usaha dimasa depan. Mereka pun sangat senang dan antusias dalam menekuni bidang mereka masing-masing. Semua hasil dari kegiatan tersebut juga mereka nikmati. 

Tidak hanya itu para pelajar juga diajarkan untuk lebih mandiri dalam bidang konsumsi mulai dari berbelanja, memasak dan menghidangkannya dari sarapan hingga makan malam. Raut ceria dan ikhlas yang selalu terpancar dari wajah mereka yang membuat mereka lupa dengan beban dan lelahnya dimasa menuntut ilmu.

Kebersihan adalah asas tertinggi dalam semua kegiatan yang mereka lakukan mulai dari berkemas saat bangun tidur, makan, amali, dan belajar mengajar hingga semua kegiatan yang mereka lakukan tertib sesuai dengan maklumat aturan dari ma’had.

Setiap mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan para pelajar mulai dari mengajari mereka tentang ilmu agama, sosial, bahkan sampai berbagi resep masakan daerah dan memadukannya dalam sebuah menu hidangan makanan.

“Banyak sekali ilmu yang dapat kami ambil dari terlaksananya kegiatan KPM ini, mulai dari keseharian santri, kegiatan, dan budaya-budaya unik yang tidak pernah kami temui sebelumnya,” sebut Akmal.

Ustazah Asyqin yang juga merupakan salah seorang pengajar di yayasan tersebut menyampaikan keinginan dan harapannya untuk terus menjalin kerjasama dan silaturrahmi dengan pihak UIN Ar-Raniry.

“Semoga kerjasama ini terus akan berlanjut tidak hanya dalam kegiatan pengabdian sahaja tapi juga dalam kegiatan-kegiatan lain dan semoga kita dapat selalu menjalin silaturrahmi dengan pihak UIN Ar-Raniry,” pintanya.

Berbagai hal unik dapat para mahsiswa rasakan, secara garis besar misalnya dalam hal budaya walaupun tak jauh beda mulai dari makanan seperti masakan dari melayu lebih berasa manis dan lidah melayu-pun lebih menyukai makanan yang memiliki tekstur krimi. 

Wakil Rektor Universiti Islam Antara Bangsa Selangor (UIS), Prof. Madya Dr. Mokmin Basri juga sangat mengapresiasi kegiatan kerja sama ini. 

“Terima kasih sudah mempercayai UIS untuk bekerjasama dalam program ini. Program seperti ini akan menjadi contoh bagi kami untuk mengirim pelajar ke negara-negara yang sudah ada MoU dengan UIS seperti yang dilakukan UIN Ar-Raniry. Kami berharap program seperti ini boleh dilakukan secara berterusan termasuk buat kajian dan research,” pintanya.

Mahasiswa sebagai duta untuk mempromosikan misi UIN Ar-Raniry di luar negeri menuai respon positif dari Rektor Universiti Islam Selangor Prof. Madya Dato’ Dr Mohd Farid Ravi bin Abdullah.[]

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Loading...