Warga Kedah Lepas Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Penuh Haru
KEDAH, MALAYSIA – READERS – Setelah 14 hari menjalani Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Internasional di Kedah, Malaysia, kini mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh kembali ke Tanah Rencong.
Mahasiswa dilepas langsung oleh masyarakat dari empat desa di Kedah, Malaysia, yang berlangsung di Surau Al-Muttaqin, Taman Permai Utama, Kedah, Selasa (3/9/2024).
Dalam suasana yang penuh haru, masyarakat setempat melepas para mahasiswa dengan linangan air mata dan pelukan yang erat, menandai akhir dari perjalanan yang telah mengukir kenangan mendalam di hati semua pihak.
Ketua Rombongan Mahasiswa Peserta KPM Internasional, Ayang, dalam laporan menyampaikan pengalaman selama 14 hari telah mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, kebersamaan, dan makna sebuah pengabdian.
“Kami tidak hanya belajar memberikan, tetapi juga menerima cinta dan kehangatan dari masyarakat di sini. Perpisahan ini sangat sulit, tetapi kami akan selalu membawa kenangan ini dalam hati kami,” kata Ayang.
Selama dua minggu, kata dia, mahasiswa KPM Internasional telah berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial dan psikoedukasi di empat desa, yaitu Taman Permatang Katong, Kampung Keda Tepi Sungai, Kampung Kuala Dulang Kechil, dan Taman Permai Utama.
“Setiap desa menawarkan pengalaman unik yang mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat setempat,” tambahnya.
Dia menceritakan, di Surau Al-Muttaqin, tempat acara penutupan berlangsung, suasana begitu emosional. Para mahasiswa yang sebelumnya dianggap tamu kini menjadi bagian dari keluarga besar di desa-desa yang mereka layani.
Acara dimulai dengan doa bersama, diikuti dengan sambutan dari perwakilan mahasiswa dan masyarakat, serta penyerahan kenang-kenangan sebagai simbol penghormatan dan rasa terima kasih.
Salah seorang tokoh masyarakat, juga menyampaikan rasa kesedihannya karena mahasiswa Psikologi tersebut telah usai melaksanakan tugas kampusnya di Negeri Jiran itu.
"Mereka datang bukan hanya untuk menjalankan program, tetapi juga telah menjadi bagian dari komunitas kami. Kehadiran mereka telah memberikan warna baru dalam kehidupan sehari-hari kami, dan perpisahan ini meninggalkan rasa rindu yang mendalam," kata tokoh masyarakat setempat.
Penutupan program ini bukan hanya akhir dari sebuah misi pengabdian, tetapi juga awal dari jalinan persahabatan yang akan terus terjalin, meskipun jarak memisahkan.
Kenangan selama 14 hari di empat desa ini akan selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup para mahasiswa, yang telah meninggalkan jejak tak terlupakan di hati setiap warga.[]
Komentar